1.1 Latar Belakang
Stadia induk adalah ikan yang memiliki kemampuan untuk bereproduksi. Dalam stadia ini gonad ikan betina sudah dapat meproduksi telur dan ikan jantan sudah dapat memproduksi sperma.
Stadia induk adalah ikan yang memiliki kemampuan untuk bereproduksi. Dalam stadia ini gonad ikan betina sudah dapat meproduksi telur dan ikan jantan sudah dapat memproduksi sperma.
Gonad sebagai organ reproduksi ikan merupakan salah satu dari 3 komponen yang terlibat dalam reproduksi ikan, selain sinyal lingkungan dan sistem hormon. Dalam proses pematangan gonad, sinyal lingkungan yang diterima oleh sistem saraf pusat ikan itu akan diteruskan ke hipotalamus. Akibatnya, hipotalamus melepaskan hormon GnRH (Gonadotropin realizing hormone) yang selanjutnya bekerja pada kelenjar hipofisa. Hipotalamus dan hipofisa terletak di otak belakang ikan. Hal ini menyebabkan hipofisa melepasakan hormon Goadotropin-I yang berkerja pada gonad. Akibat kerja hormon gonadotropin-I tersebut, gonad dapat mensintesis testoteron dan estradiol-β. Estradiol-β selanjutnya akan merangsang hati mensintesis vitologenin yang merupakan bakal dari kuning telur. Vitologenein tersebut kemudian dibawa oleh aliran darah menuju gonad dan secara selektif akan diserap oleh Oosit. Akibat menyerap vitologenin, oosit tumbuh membesar sampai kemudian berhenti apabila mencapai ukuran maksimum (pada ikan mas, ukuran oosit adalah 900-1000 mikron meter). Setelah mencapai ukuran tersebut, telur tidak mengalami perubahan apapun. Pada kondisi ini dikatakan bahwa telur telah berada pada fase Dorman atau istirahat dan menunggu sinyal lingkungan lagi untuk dikeluarkan dari tubuh induk dalam proses pemijahan.
Lingkungan tempat hidup ikan bisa menghasilkan sinyal yang kemudian diterima oleh sistem saraf pusat dan diteruskan ke hipotalamus. Akibatnya, hipotalamus ini melepaskan hormon GnRH. Hormon ini selanjutnya bekerja pada kelenjar hipofisa. Akibatnya, hipofisa ini menyekresikan hormon Gondotropin –II yang bekrja pada gonad. Akibat hormon gonadotropin-II, goanad menyintesis hormon steroid pemicu pematangan (naturation inducing steroid) yang menyebabkan inti telur mengalami migrasi dan peleburan, lalu dilanjutkan dengan proses ovulasi. Ovulasi adalah proses keluarnya telur dari tubuh induk. Telur yang dikeluarkan pada proses ovulasi tersebut telah mencapai kamatangan fisiologis dan siap dibuahi oleh sperma.
Perangsangan pemijahan ikan secara hormonal dilakukan dengan menyuntikan hormon tertentu kedalam ke tubuih ikan. Hormon tersebut masuk ke dalam sistem sirkulasi darah ikan dan ketika mencapai organ target (Gonad) langsung berkerja dan mempengaruhi organ tersebut. Dengan demikian, perangsangan pemijahan secara hormonal ini merupakan upaya by pass cara kerja hormon dalam sistem reproduksi ikan. Perangsangan pemijahan ikan secara hormonal ini sanagat bermanfaat untuk :
1. memijahkan ikan yang sistem saraf pusatnya sulit dipengaruhi oleh sinyal lingkungan atau kalaupun bisa pembangkitan sinyal lingkungan tersebut sulit dan mahal serta belum diketahuinya sinyal lingkungan yang bisa mempengaruhi sistem saraf pusat ikan tersebut.
2. memijahkan ikan diluar musim pemijahannya (out season), terutama pada ikan yang mengenal musim pemijahan tertentu.
Hormon untuk merangsang pemijahan antara lain golongan gonadotropin. LHRH-a, dan steroid. Gonadotropin adalah hormon berbahan baku protein yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa. Hormon ini memanipulasi gonad sehingga bisa matang dan berovulasi. Horrmon gonadotropin bisa berbentuk ekstrak kelenjar hipofisa ikan dan gonadotropin mamalia (seprti HCG = Human chorionic gonadotropin; LH = luteinizing hormon; FSH = follicle stimulating hormon; dan PMSG = pregnant mare serum gonadotropin). Penggunaan hormon gonadotropin bisaanya merupakan kombinasi antara ekstrak kelenjar hipofisa ikan dan gonadotropin mamalia.
LHRH (luteinizing hormon releasing hormon) adalah hormon dari golongan protein yang dihasilkan oleh hipotalamus. Hormon ini molekulnya sagat kecil dibandingkan dengan hormon golongan lainnya, yakni terdiri dari 10 asam amino (dekapeptida). LHRH sebanarnya sama persis dengan GnRH. Karena LHRH waktu paruhnya pendek sehingga mudah terurai dari dalam tubuh maka para ahli menciptakan LHRH sintesis yang lebih tahan. LHRH jenis ini sering dikenal dengan LHRH-analog (LHRH-a). jika hormon yang digunakan adalah LHRH, berarti manipulasi yang dilakukan berada pada tingkat hipofisa.
Disebagian besar masyarakat belum mengetahui akan keguanaan dari hormone ovaprim dan hipofisa. Masyarakat menengah kebawah, umumnya sering menggunakan pemijahan secara alami dan menunggu waktu atau musim ikan memijah. Sebetulnya, dengan menggunakan rangsangan hormone dalam tubuh ikan, pemijahan dapat dilakukan kapan saja asalakan gonad dalam tubuh ikan sudah mengalami pematangan. Tapi dalam penggunaan kedua hormone tersebut ada perbedaan pengaruh terhadap telur yang dihasilkan.
1.3 Telaah pustaka
Kegiatan pemijahan ikan berkaitan dengan system reproduksi ikan. System reproduksi ikan terdiri atas alat kelamin, gonad, kelenjar hipofisa, dan saraf yang berhubungan dengan alat perkembangan alat reproduksi. System reproduksi tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain dan berinteraksi dengan kondisi lingkungan. Sumantadinata (1997) mengatakan bahwa reproduksi ikan dikendalikan oleh tiga sumbu utama, yaitu hipotalaums, hipofisa, dan gonad. Secara alami, system keja reproduksi ikan dimulai dari keadaan lingkungan seperti suhu, cahaya, dan cuaca yang diterima oleh organ perasa dan meneruskannya ke system saraf. Selanjutnya, hipotalamus melepasakan GnRH (gonadotropin releasing hormon) yang bekerja merangsang kelenjar hipofisa untuk melepaskan GtH (gonadotropin). Gonadotropin akan berfungsi dalam perkembangan dan pematangan gonad serta pemijahan.
Suzuki dalam sumantadinata (1997) mengatakan bahwa pada ikan terdapat dua hormon gonadotropin yang berbeda secara kimiawi. Hormon tersebut adalah gonadotropin I dan gonadotropin II. Gonadotropin I berperan dalam perkembangan gonad, sedangkan gonadotropin II berperan dalam pematangan gonad dan pemijahan.
Dari keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa manipulasi hormon untuk kegaiatan pemihajan dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan hipoisa dan pendekatan hipotalamus. Pendekatan hipofisa berperan untuk memacu ovulasi dan pemijahan. Pada kegiatan pemijahan, pendekatan induk ikan sudah matang gonad. Induk matang gonad tersebut disuntik dengan hormon kelenjar hipofisa atau hormon perangsang lainnya, seperti ovaprim, choluron, dan sebagainya. Sedangkan pendekatan hipotalamus berperan memacu vitelogenesis pada awal perkembangan gonad sampai fase dorman dan merangsang pemijahan. Pada pendekatan ini, induk ikan dewasa diimplantasi hormon. Implantasi hormon kedalam tubuh induk ikan bertujuan untuk menyediakan hormon dalam pembentukan dan perkmbangan gonad. Sumantadinata (1997) menyebutkan bahwa pada proses perkembangan gonad membutuhkan ketersediaan gonadotropin secara terus menerus. Dengan implantasi hormon LHRH-a (estradiol) dan 17α-methhyl testoteron, gonad ikan banding dapat berkembang biak dan memijah didalam tangki serat gelas volume 30 m3.
1.3.1 Hipofisa
Kelenjar hipofisa adalah kelenjar yang menghasilkan berbagai hormon, antara hormon yang berkerja terhadap kelenjar kelamin jantan (testes) Maupun kelenjar kelamin betina (kantong telur).
Kelenjar hipofisa ini terletak disebelah bawah bagian depan otak besar (dienchephala) sehingga jika bagian otak ini diangkat maka kelenjar ini akan tertinggal. Dengan demikian, untuk mengambil kelenjar hipofisa maka tulang tengkorak harus di angkat terlebih dahulu.
Kelenjar hipofisa terdiri dari 4 bagian yang memiliki masing-masing memiliki nama yang berbeda. Adapun urutan-urutan bagian dari kelenjar hipofisa ini dari dpan kebelakang adalah Pars tubelaris, pars anterior, pars intermedius dan neurophysis.
Pars anterior mempunyai peranan penting bagi pembiakan karena menghasilkan hormon gonadotropin yang bekerja terhadap gonad. Bagian inilah yang sebenarnya memgang peranan penting dalam melaksanakan pemijahan. Dalam hormon gonadotropin yang mampu merangsang pembiakan afalah follicle stimulating hormon (FSH-like Hormon) dan luteineizing hormon (LH-like hormon).
FSH bekerja untuk merangsang perkembangan gonad hingga matang kelamin karena terjadi perubahan manjadi sel telur. LH bertugas untuk meransang ovulasi, yaitu kelurnya telur dari polikel telur kemudian masuk kedalam saluran telur dan keluar dari lubang urogenital.
Hipofisa mengendalikan fungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin lainnya. Hipofisa dikendalikan oleh hipotalamus, yaitu bagian otak yang terletak tepat diatas hipofisa. Dengan mengetahui kadar hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa (kelenjar target), maka hipotalamus atau hipofisa sesuai bisa menentukan berapa banyak perangsangan atau penekanan yang diperlukan oleh hipofisa sesuai dengan akivitas kelenjar target.
Hormon yang dihasilkan oleh hipofisa tidak semuanya dilepaskan terus menerus. Sebagian besar dilepaskan setiap 1-3 jam dengan pergantian periode aktif dan tidak aktif.
1.3.1.1 Kelabihan dan kekurangan hipofisa
Kelebihan dari hormon hipofisa adalah hormon ini bisa disimpan dalam waktu lama sampai dua tahun. Penggunaan hormon ini juga relatif mudah (hanya membutuhkan sedikit alat dan bahan), tidak membutuhkan refrigenerator dalam penyimpanan, dosis dapat diperkirakan berdasar berat tubuh donor dan resepien, adanya kemungkinan terdapat hormon hormon lain yang memiliki sifat sinergik.
Kekurangan dari teknik hipofisasi adalah adanya kemungkinan terjadi reaksi imunitas (penolakan) dari dalam tubuh ikan terutama jika donor hipofisa berasal dari ikan yang berbeda jenis, adanya kemungkinan penularan penyakit, adanya hormon hormon lain yang mungkin akan merubah atau malah menghilangkan pengaruh hormon gonadotropin.
1.3.2 Ovaprim
Ovaprim adalah merek dagang bagi hormone analog yang mengandung 20µg analog salmon gonadotropin releasing hormone (s GnRH) LHRH dan 10µg domperidone sejenis anti dopamin, per milliliter (Nandeesha et al, 1990).
Ovaprim digunakan sebagai agen perangsang bagi ikan untuk memijah, kandungan sGnRHa akan menstimulus pituatari untuk mensekresikan GtH I dan GtH II. Sedangkan anti dopamin menghambat hipotalamus dalam mensekresi dopamin yang memerintahkan pituatari menghentikan sekresi GtH I dan GtH II.
Kegunaan Ovaprim antara lain :
Ø menekan musim pemijahan
Ø mengatur kematangan gonad selama musim pemijahan normal
Ø merangsang produksi sperma pada jantan untuk periode waktu yang lama dan volume yang lebih banyak.
Ø Merangsang pematangan gonad sebelum musim pemijahan
Ø Memaksimalkan potensi reproduksi
Ø Mempertahankan materi genetic pada beberapa ikan yang terancam punah
Ø Mempersingkat periode pemijahan.
METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
2.2 Alat dan Bahan
Alat
1. Jarum injeksi (3 cm)
2. Alat sentrifugs
3. Alu penggerus
4. Pingset
5. pisau
Bahan
1. Ikan donor
2. Ikan resepiens
3. Hormon Hypofisa
4. Hormon Ovaprim
5. Aquabides
2.3 Metode
Dalam pelaksanaanya ada beberapa metode yang dikukan. Diantaranya adalah :
Pengambilan kelenjar hipofisa
Pengambilan kelenjar hipofisa biasa dilakukan pada ikan donor yang spesiesnya sama ataupun bisa memakai ikan Mas sebagai donornya walaupun ikan resepiennya beda. Hal ini disebabkan kelenjar ikan mas bersifat universal. Ada beberapa cara pengambilan kelenjar hipofisa pada ikan, dantaranya sebagai berikut :
1. Timbang ikan donor sesuai dengan dosis. Sebagai contoh, jika berat induk betina 5 kg (2 ekor), dengan dosis penyuntikan 2 dosis, maka ikan donor yang harus disiapkan adalah sebanyak 10 kg.
2. Potong ikan donor secara vertikal pada bagian belakang tutup insang.
3. Letakkan potongan kepala ikan donor dengan posisi mulut keatas, lalu potong lagi secara vertikal di atas mata di bawah hidung. Otak akan terlihat diselimuti lendir atau lemak.
4. Angkat otak ikan dan buang lendirnya dengan kapas atau tisue. Setelah bersih akan tampak butiran putih seperti beras dalam lekukan tulang, itulah kelenjar hypopisa.
5. Ambil kelenjar hypopisa dengan pinset, lalu letakan pada alu penggerus. Lakukan berulang-ulang hingga kelenjar hypopisa dari setiap ikan donor habis. Setelah itu, hancurkan hypopisa dalam gelas penggerus sampai halus.
6. Masukan 1 - 1,5 ml aquabides ke dalam gelas penggerus dan aduk hingga merata. Agar lebih larut, putar dengan sentrifugal atau pemusing.
7. Sedot larutan hypopisa dengan alat suntik bervolume.
Hormone ovaprim dapat diperoleh dibalai-balai produksi ikan. Karena hormone ini dibuat oleh pabrik yang menggunakan SNI dari pemerintah. Ovraprim biasanya dibuat dari campuran ekstra kelenjar hipofisa dan hormone mamalia.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Perbedaan pengaruh Hormon pada Pemijahan Ikan Patin (Pangasius sp.)
Hormon
-Hipofisa
-Ovaprim
Dosis
-0,5 ml
-0,5 ml
Interval Penyuntikan
-2 x (10 jam)
-2 x (10 jam)
Lokasi penyuntikan
-Punggung
-Punggung
Tingkah laku
-Agersif pada penyutikan ke dua
-Agresif pada penyuntikan pertama
Ovulasi
-20 – 23 jam
-20-21 jam
Kualitas telur
-Berwarna bening kekuningan
-Berwarna kekuningan
4.2 Pembahasan
Pemijahan salah satu upaya utnuk memperbanyak keturunan pada ikan. Dilihat dari table 1, ada beberapa perbedaan pengaruh antara pemakaian hormone hipofisa dengan horman ovaprim. Perbedaan yang sangat terlihat yaitu pada tingkah laku dan kualitas telur yang dihasilkan. Perbedaan ini pula akan mempengaruhi pada kualitas larva yang dihasilkan.
Dilihat dari perbedaan tingkah laku,pada penggunaan hormone Hipofisa ikan relative diam pada saat setelah dilakukannya penyuntikan pertama tapi pada saat setelah dilakukan ke dua, ikan relative agresif. Hal ini karena adanya kandungan ekstrak yang terbawa dari kelenjar hipofisa yang masuk dalam otot ikan yang menyebabkan ikan terasa kaku. Perlu diingat juga bahwa penyuntikan dengan menggunakan hormone hipofisa memungkinkan terjadinya reaksi imunitas (penolakan) dari dalam tubuh ikan yang nantinya ikan akan terkena infeksi.
Perangsangan pemijahan ikan secara hormonal dilakukan dengan menyuntikan hormon tertentu kedalam ke tubuih ikan. Hormon tersebut masuk ke dalam sistem sirkulasi darah ikan dan ketika mencapai organ target (Gonad) langsung berkerja dan mempengaruhi organ tersebut. Dengan demikian, perangsangan pemijahan secara hormonal ini merupakan upaya by pass cara kerja hormon dalam sistem reproduksi ikan. Perangsangan pemijahan ikan secara hormonal ini sanagat bermanfaat untuk :
1. memijahkan ikan yang sistem saraf pusatnya sulit dipengaruhi oleh sinyal lingkungan atau kalaupun bisa pembangkitan sinyal lingkungan tersebut sulit dan mahal serta belum diketahuinya sinyal lingkungan yang bisa mempengaruhi sistem saraf pusat ikan tersebut.
2. memijahkan ikan diluar musim pemijahannya (out season), terutama pada ikan yang mengenal musim pemijahan tertentu.
Hormon untuk merangsang pemijahan antara lain golongan gonadotropin. LHRH-a, dan steroid. Gonadotropin adalah hormon berbahan baku protein yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa. Hormon ini memanipulasi gonad sehingga bisa matang dan berovulasi. Horrmon gonadotropin bisa berbentuk ekstrak kelenjar hipofisa ikan dan gonadotropin mamalia (seprti HCG = Human chorionic gonadotropin; LH = luteinizing hormon; FSH = follicle stimulating hormon; dan PMSG = pregnant mare serum gonadotropin). Penggunaan hormon gonadotropin bisaanya merupakan kombinasi antara ekstrak kelenjar hipofisa ikan dan gonadotropin mamalia.
LHRH (luteinizing hormon releasing hormon) adalah hormon dari golongan protein yang dihasilkan oleh hipotalamus. Hormon ini molekulnya sagat kecil dibandingkan dengan hormon golongan lainnya, yakni terdiri dari 10 asam amino (dekapeptida). LHRH sebanarnya sama persis dengan GnRH. Karena LHRH waktu paruhnya pendek sehingga mudah terurai dari dalam tubuh maka para ahli menciptakan LHRH sintesis yang lebih tahan. LHRH jenis ini sering dikenal dengan LHRH-analog (LHRH-a). jika hormon yang digunakan adalah LHRH, berarti manipulasi yang dilakukan berada pada tingkat hipofisa.
Disebagian besar masyarakat belum mengetahui akan keguanaan dari hormone ovaprim dan hipofisa. Masyarakat menengah kebawah, umumnya sering menggunakan pemijahan secara alami dan menunggu waktu atau musim ikan memijah. Sebetulnya, dengan menggunakan rangsangan hormone dalam tubuh ikan, pemijahan dapat dilakukan kapan saja asalakan gonad dalam tubuh ikan sudah mengalami pematangan. Tapi dalam penggunaan kedua hormone tersebut ada perbedaan pengaruh terhadap telur yang dihasilkan.
1.3 Telaah pustaka
Kegiatan pemijahan ikan berkaitan dengan system reproduksi ikan. System reproduksi ikan terdiri atas alat kelamin, gonad, kelenjar hipofisa, dan saraf yang berhubungan dengan alat perkembangan alat reproduksi. System reproduksi tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain dan berinteraksi dengan kondisi lingkungan. Sumantadinata (1997) mengatakan bahwa reproduksi ikan dikendalikan oleh tiga sumbu utama, yaitu hipotalaums, hipofisa, dan gonad. Secara alami, system keja reproduksi ikan dimulai dari keadaan lingkungan seperti suhu, cahaya, dan cuaca yang diterima oleh organ perasa dan meneruskannya ke system saraf. Selanjutnya, hipotalamus melepasakan GnRH (gonadotropin releasing hormon) yang bekerja merangsang kelenjar hipofisa untuk melepaskan GtH (gonadotropin). Gonadotropin akan berfungsi dalam perkembangan dan pematangan gonad serta pemijahan.
Suzuki dalam sumantadinata (1997) mengatakan bahwa pada ikan terdapat dua hormon gonadotropin yang berbeda secara kimiawi. Hormon tersebut adalah gonadotropin I dan gonadotropin II. Gonadotropin I berperan dalam perkembangan gonad, sedangkan gonadotropin II berperan dalam pematangan gonad dan pemijahan.
Dari keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa manipulasi hormon untuk kegaiatan pemihajan dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan hipoisa dan pendekatan hipotalamus. Pendekatan hipofisa berperan untuk memacu ovulasi dan pemijahan. Pada kegiatan pemijahan, pendekatan induk ikan sudah matang gonad. Induk matang gonad tersebut disuntik dengan hormon kelenjar hipofisa atau hormon perangsang lainnya, seperti ovaprim, choluron, dan sebagainya. Sedangkan pendekatan hipotalamus berperan memacu vitelogenesis pada awal perkembangan gonad sampai fase dorman dan merangsang pemijahan. Pada pendekatan ini, induk ikan dewasa diimplantasi hormon. Implantasi hormon kedalam tubuh induk ikan bertujuan untuk menyediakan hormon dalam pembentukan dan perkmbangan gonad. Sumantadinata (1997) menyebutkan bahwa pada proses perkembangan gonad membutuhkan ketersediaan gonadotropin secara terus menerus. Dengan implantasi hormon LHRH-a (estradiol) dan 17α-methhyl testoteron, gonad ikan banding dapat berkembang biak dan memijah didalam tangki serat gelas volume 30 m3.
1.3.1 Hipofisa
Kelenjar hipofisa adalah kelenjar yang menghasilkan berbagai hormon, antara hormon yang berkerja terhadap kelenjar kelamin jantan (testes) Maupun kelenjar kelamin betina (kantong telur).
Kelenjar hipofisa ini terletak disebelah bawah bagian depan otak besar (dienchephala) sehingga jika bagian otak ini diangkat maka kelenjar ini akan tertinggal. Dengan demikian, untuk mengambil kelenjar hipofisa maka tulang tengkorak harus di angkat terlebih dahulu.
Kelenjar hipofisa terdiri dari 4 bagian yang memiliki masing-masing memiliki nama yang berbeda. Adapun urutan-urutan bagian dari kelenjar hipofisa ini dari dpan kebelakang adalah Pars tubelaris, pars anterior, pars intermedius dan neurophysis.
Pars anterior mempunyai peranan penting bagi pembiakan karena menghasilkan hormon gonadotropin yang bekerja terhadap gonad. Bagian inilah yang sebenarnya memgang peranan penting dalam melaksanakan pemijahan. Dalam hormon gonadotropin yang mampu merangsang pembiakan afalah follicle stimulating hormon (FSH-like Hormon) dan luteineizing hormon (LH-like hormon).
FSH bekerja untuk merangsang perkembangan gonad hingga matang kelamin karena terjadi perubahan manjadi sel telur. LH bertugas untuk meransang ovulasi, yaitu kelurnya telur dari polikel telur kemudian masuk kedalam saluran telur dan keluar dari lubang urogenital.
Hipofisa mengendalikan fungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin lainnya. Hipofisa dikendalikan oleh hipotalamus, yaitu bagian otak yang terletak tepat diatas hipofisa. Dengan mengetahui kadar hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa (kelenjar target), maka hipotalamus atau hipofisa sesuai bisa menentukan berapa banyak perangsangan atau penekanan yang diperlukan oleh hipofisa sesuai dengan akivitas kelenjar target.
Hormon yang dihasilkan oleh hipofisa tidak semuanya dilepaskan terus menerus. Sebagian besar dilepaskan setiap 1-3 jam dengan pergantian periode aktif dan tidak aktif.
1.3.1.1 Kelabihan dan kekurangan hipofisa
Kelebihan dari hormon hipofisa adalah hormon ini bisa disimpan dalam waktu lama sampai dua tahun. Penggunaan hormon ini juga relatif mudah (hanya membutuhkan sedikit alat dan bahan), tidak membutuhkan refrigenerator dalam penyimpanan, dosis dapat diperkirakan berdasar berat tubuh donor dan resepien, adanya kemungkinan terdapat hormon hormon lain yang memiliki sifat sinergik.
Kekurangan dari teknik hipofisasi adalah adanya kemungkinan terjadi reaksi imunitas (penolakan) dari dalam tubuh ikan terutama jika donor hipofisa berasal dari ikan yang berbeda jenis, adanya kemungkinan penularan penyakit, adanya hormon hormon lain yang mungkin akan merubah atau malah menghilangkan pengaruh hormon gonadotropin.
1.3.2 Ovaprim
Ovaprim adalah merek dagang bagi hormone analog yang mengandung 20µg analog salmon gonadotropin releasing hormone (s GnRH) LHRH dan 10µg domperidone sejenis anti dopamin, per milliliter (Nandeesha et al, 1990).
Ovaprim digunakan sebagai agen perangsang bagi ikan untuk memijah, kandungan sGnRHa akan menstimulus pituatari untuk mensekresikan GtH I dan GtH II. Sedangkan anti dopamin menghambat hipotalamus dalam mensekresi dopamin yang memerintahkan pituatari menghentikan sekresi GtH I dan GtH II.
Kegunaan Ovaprim antara lain :
Ø menekan musim pemijahan
Ø mengatur kematangan gonad selama musim pemijahan normal
Ø merangsang produksi sperma pada jantan untuk periode waktu yang lama dan volume yang lebih banyak.
Ø Merangsang pematangan gonad sebelum musim pemijahan
Ø Memaksimalkan potensi reproduksi
Ø Mempertahankan materi genetic pada beberapa ikan yang terancam punah
Ø Mempersingkat periode pemijahan.
METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
2.2 Alat dan Bahan
Alat
1. Jarum injeksi (3 cm)
2. Alat sentrifugs
3. Alu penggerus
4. Pingset
5. pisau
Bahan
1. Ikan donor
2. Ikan resepiens
3. Hormon Hypofisa
4. Hormon Ovaprim
5. Aquabides
2.3 Metode
Dalam pelaksanaanya ada beberapa metode yang dikukan. Diantaranya adalah :
Pengambilan kelenjar hipofisa
Pengambilan kelenjar hipofisa biasa dilakukan pada ikan donor yang spesiesnya sama ataupun bisa memakai ikan Mas sebagai donornya walaupun ikan resepiennya beda. Hal ini disebabkan kelenjar ikan mas bersifat universal. Ada beberapa cara pengambilan kelenjar hipofisa pada ikan, dantaranya sebagai berikut :
1. Timbang ikan donor sesuai dengan dosis. Sebagai contoh, jika berat induk betina 5 kg (2 ekor), dengan dosis penyuntikan 2 dosis, maka ikan donor yang harus disiapkan adalah sebanyak 10 kg.
2. Potong ikan donor secara vertikal pada bagian belakang tutup insang.
3. Letakkan potongan kepala ikan donor dengan posisi mulut keatas, lalu potong lagi secara vertikal di atas mata di bawah hidung. Otak akan terlihat diselimuti lendir atau lemak.
4. Angkat otak ikan dan buang lendirnya dengan kapas atau tisue. Setelah bersih akan tampak butiran putih seperti beras dalam lekukan tulang, itulah kelenjar hypopisa.
5. Ambil kelenjar hypopisa dengan pinset, lalu letakan pada alu penggerus. Lakukan berulang-ulang hingga kelenjar hypopisa dari setiap ikan donor habis. Setelah itu, hancurkan hypopisa dalam gelas penggerus sampai halus.
6. Masukan 1 - 1,5 ml aquabides ke dalam gelas penggerus dan aduk hingga merata. Agar lebih larut, putar dengan sentrifugal atau pemusing.
7. Sedot larutan hypopisa dengan alat suntik bervolume.
Hormone ovaprim dapat diperoleh dibalai-balai produksi ikan. Karena hormone ini dibuat oleh pabrik yang menggunakan SNI dari pemerintah. Ovraprim biasanya dibuat dari campuran ekstra kelenjar hipofisa dan hormone mamalia.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Perbedaan pengaruh Hormon pada Pemijahan Ikan Patin (Pangasius sp.)
Hormon
-Hipofisa
-Ovaprim
Dosis
-0,5 ml
-0,5 ml
Interval Penyuntikan
-2 x (10 jam)
-2 x (10 jam)
Lokasi penyuntikan
-Punggung
-Punggung
Tingkah laku
-Agersif pada penyutikan ke dua
-Agresif pada penyuntikan pertama
Ovulasi
-20 – 23 jam
-20-21 jam
Kualitas telur
-Berwarna bening kekuningan
-Berwarna kekuningan
4.2 Pembahasan
Pemijahan salah satu upaya utnuk memperbanyak keturunan pada ikan. Dilihat dari table 1, ada beberapa perbedaan pengaruh antara pemakaian hormone hipofisa dengan horman ovaprim. Perbedaan yang sangat terlihat yaitu pada tingkah laku dan kualitas telur yang dihasilkan. Perbedaan ini pula akan mempengaruhi pada kualitas larva yang dihasilkan.
Dilihat dari perbedaan tingkah laku,pada penggunaan hormone Hipofisa ikan relative diam pada saat setelah dilakukannya penyuntikan pertama tapi pada saat setelah dilakukan ke dua, ikan relative agresif. Hal ini karena adanya kandungan ekstrak yang terbawa dari kelenjar hipofisa yang masuk dalam otot ikan yang menyebabkan ikan terasa kaku. Perlu diingat juga bahwa penyuntikan dengan menggunakan hormone hipofisa memungkinkan terjadinya reaksi imunitas (penolakan) dari dalam tubuh ikan yang nantinya ikan akan terkena infeksi.
0 komentar:
Posting Komentar